Sunday 8 March 2009

i think it is not a suicide: kasus mahasiswa Indonesia di NTU

*isi tidak bisa dipertanggungjwabkan dan sepenuhnya opini*
ternyata waktu gw sempet nulis blog buat bahas kasus ini, uda banyak juga blog2 yang bahas tentang keanehan2 kasusnya David...tapi ya tetep gw tulis, karena gw merasa perlu menyumbang analisis juga buat nanti diperbandingkan dengan fakta yang bakal diungkap
1. media yang terburu-buru memposisikan David sebagai 'yang jahat' dan pihak universitas yang terkesan menutup2i
2. keluarga terdekatnya tidak bisa melihat jenazah David karena alasan peraturan, dan ga boleh jenguk sang profesor. kenapa?
3. profesor yang katanya luka parah di punggung tapi 2 hari uda boleh pulang dari ICU. ICU nya ajaib banget, pantesan orang indonesia berbondong2 berobat kesana... sebetulnya janggal. Mahasiswa dan dosen yang sedang berdiskusi pasti berhadap-hadapan. Mahasiswa kalap, dosen ditusuk. secara logis, kalo skenarionya kayak gini ga mungkin luka tusukannya di punggung.
andai sang dosen sedang memunggungi mahasiswanya. mahasiswa tusuk punggung dosen. lagi-lagi. secara logis, dosennya bakal jatuh ke lantai, bukan begitu? tetapi dari foto-foto yang ditunjukkan, tidak ada noda darah di lantai. yang ada itu percikan darah di kertas-kertas di meja dosen. darah siapa? kenapa tidak diteliti lebih lanjut?
satu lagi, kok sepertinya sang profesor lepas dari interogasi sepulangnya dia dari rumah sakit?
4. pisau tanpa gagang. kemana gagangnya? punya siapa pisaunya? gw yakin gagangnya ada di suatu tempat di kampus sono, dan semestinya dilakukan pencarian gagang piso tersebut. kemungkinan pisaunya emang ga bergagang, atau gagangnya dibuang oleh pihak ke 3 yang berarti ketika penusukan terjadi gagang pisau itu masih ada. iyalah. mana pewe nusuk orang kalo ga ada gagangnya. pasti bikin luka di tangan orang yang menusuk.
5. bekas luka yang katanya ada di pergelangan tangan ternyata ada di leher, berbeda dengan yang diberitakan media. mari kita asumsikan David memang berencana bunuh diri. ga ada gunanya dong dia melukai tubuhnya sendiri kalo memang mau lompat,cuma nambah rasa sakit...
6. kantor profesor di lantai 6. tapi David "lompat" dari lantai 4. kalo pembunuhan dan bunuh diri ini direncanakan, kenapa David harus susah-susah turun tangga ke lantai 4 buat lompat? bukannya lebi gampang kalo langsung lompat dari lantai 6? dan apa yang membuat seseorang yang pasti udah dalam kondisi lemas, dengan leher yang udah berdarah-darah mau bersusah payah turun tangga?
7. Fakta kalo David masi maen game online sampe jam 2 pagi di hari sebelonnya, dan di hari dia tewas di ranselnya ditemukan botol air mineral 1,5 liter dan handuk. apakah ini wajar dilakukan orang yang berencana bunuh diri?
8. bukti-bukti di TKP dan police line yang dalam tempo singkat udah menghilang
9. bisa jadi ada hubungannya, bisa juga nggak. ada asisten dosen di fakultas tsb, yang bertugas di lab yang sama dngn David, gantung diri 5 hari sesudah kejadian. apa dia saksi kunci?

(bukan maksud untuk nggak netral, tapi ternyata kejanggalannya banyak juga dan jauh melenceng dari versi awal yang gw denger. waktu denger versi awalnya gw geleng-geleng kepala karena menyayangkan keputusan David. setelah baca dan dengar banyak fakta, gw geleng-geleng kepala karena versi pertama itu janggal banget)

dugaan gw, kasus ini bukan kasus bunuh diri. fakta-fakta mengarah kesana.
ada beberapa skenario peristiwa yang gw susun bareng tmen gw. tapi kayaknya jadi koleksi pribadi aja deh...
gw bukan siapa-siapanya David. baru dengar namanya waktu ada pemberitaanya di media massa. Tapi gw ngebayangin gw jadi salah satu keluarganya dan ikut menonton pemberitaan di media massa.
gw ngerasa ikut kehilangan meskipun gw ga kenal. Gw berharap, kasus ini diusut sampai tuntas dengan kerjasama RI-Singapura. Pihak keluarga yang ditinggalkan punya hak untuk mengetahui kebenaran. Deepest sympathy dr gw...

No comments: